Google 2011 / Waliangers

.


Benua Afrika Retak


Celah sepanjang 55 kilometer di gurun Ethiopia diperkirakan akan berkembang menjadi samudra baru. Celah selebar 6 meter di beberapa titik tersebut mulai terbuka tahun 2005, dan sejumlah ahli geologi yakin itu akan menjadi cikal bakal samudra baru.
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan tim peneliti internasional dan dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, terungkap bahwa proses terbentuknya celah itu serupa dengan yang terjadi di dasar samudra. Aktivitas yang sama saat ini juga terjadi di Laut Merah.

Menggunakan kumpulan data seismik dari 2005, para peneliti mencoba merekonstruksi peristiwa itu untuk menunjukkan bahwa celah itu terbuka sepanjang 55 kilometer hanya dalam waktu beberapa hari. Mulanya, Dabbahu, yang merupakan gunung berapi di ujung utara celah, meletus, lalu aliran magma mendorong melalui tengah-tengah celah dan mulai membuka retakan di kedua arah.

"Kita tahu bahwa pegunungan dasar laut muncul akibat desakan magma seperti ini, tapi kita tak pernah tahu bahwa desakan magma bisa membuatnya terpecah seperti ini," kata Cindy Ebinger, Profesor Ilmu Bumi dan Lingkungan Hidup di Universitas Rochester.

Hal itu menunjukkan bahwa gunung berapi aktif di sepanjang tepi lempeng tektonik samudra bisa tiba-tiba pecah dalam bagian yang luas, dan bukan dalam bagian kecil-kecil seperti yang diyakini selama ini. Peristiwa retakan yang datang tiba-tiba di daratan akan lebih berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” ucap Ebinger.

Lempengan Afrika dan Arab yang bertemu di padang terpencil Afar Ethiopia Utara kini mulai merekah akibat proses itu dengan laju kurang dari 1 inci per tahun selama 30 juta tahun terakhir. Celah ini membentuk depresi Afar sepanjang 300 km hingga Laut Merah.

Melalui jalur itu, Laut Merah diperkirakan akan mengalir ke rekahan Ethiopia dan membentuk laut baru sekitar sejuta tahun mendatang. Laut baru itu akan menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden, serta Laut Arab antara Yaman di Jazirah Arab dan Somalia di Afrika Timur



Description: Benua Afrika Retak

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Benua Afrika Retak

Selengkapnya


10 Mahluk Teraneh di Dunia

Dr. Takeshi Yamad
Dr. Takeshi YamadDr. TAKESHI YAMADA, peneliti asal Jepang, menemukan 10 makhluk aneh yang mengegerkan dunia ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah monyet vampire di China. Seperti yang kita ketahui tentang vampire, maka hidup monyet vampire ini tergantung dari menghisap darah makhluk lain.

Vampire Monke
 
 
 
Uniknya makhluk ini dalam beraktivitas banyak menggunakan tangannya, seperti halnya manusia. Spesies ini diyakin sebagai mata rantai yang putus dari evolusi manusia hingga berbentuk seperti sekarang. Keunikan lainnya, monyet ini seperti burung yang menenun sarangnya.



Siput Chupacabra
Penemuan Dr. Takeshi Yamada yang menghebohkan lainnya adalah keong raksasa yang ditemukan dari laut terdalam. Kakinya seperti chupacabra, karena itu diberi nama siput chupacabras. 





Siput Pemakan Daging

Penemuan lainnya adalah siput pemakan daging terbesar di dunia ini, ditemukan awal tahun 2007. Siput ini juga punya senjata racun yang konon sangat mematikan. 





Blue Merman
Yang tak kalah mengerikan adalah blue merman yang ditemukan di Pulau Sado. Mirip spesies kadal atau bunglon. Makhluk ini juga berbahaya pada tangan-tangannya yang bisa mengembang. Bila usianya semakin bertambah, bintang ini akan terlihat mirip kodok.





Mummi Bayi berwajah dua
Mumi bayi berwajah dua ini kini berada di museum kedokteran di Coney Island Hospital.









Naga Laut Raksasa

Disebut naga laut raksasa ditemukan di dasar laut Pulau Awaji. Makhluk ini diduga telah punah pada awal abad ke-20.







Kepiting Ladam

Dua spesies baru kepiting ladam, diduga hidup masa masa pra sejarah sekitar 400 juta tahun lalu. Baru baru ini kepiting purba ini ditangkap oleh tim peneliti dasar laut dari Universitas Higashi Osaka Jepang. Masih ada empat species kepiting purba yang diindetifikasi hidup 250 juta tahun lalu. 


 
Semut berwajah manusia

Penemuan kali ini tak kalah aneh, semut berwajah manusia. Dalam mitologi India dipercaya orang bertabiat buruk akan bereinkarnasi menjadi semut. Ada banyak semut-semut berwajah manusia yang ditemukan di India, melebihi di negara manapun. Salah satu contohnya adalah yang dimiliki dr Takeshi Yamada yang merupakan hasil ekspedisi tahun 2004. Coney Island Anthropoliogical Institute juga memiliki koleksi ini. 






St. Helena Giant Earwig

Makhluk yang berasal dari St Helena ini, diduga telah punah pada beberapa decade yang lalu diduga karena pembangunan pelabuhan udara internasional di sana. Himpunan ilmuwan dan pemerhati entomologists melakukan protes dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan punahnya spesies ini. Penelitian yang dipimpin Dr Takeshi Yamada pada 2005 menemukan beberapa spesies baru earwigs raksasa. Penelitian ini merupakan bagian dari program yang dilakukan di Coney Island University. 


Fiji Mermaid

Fiji Mermaid sepanjang 6 kaki mirip putri duyung ditemukan di Shikoku, Jepang. Disebut Ningyo Shinko. Banyak tempat keramat agama Shinto dan kuil Budha mengabadikan mermaid ini sebagai makhluk suci.Orang datang untuk bersembahyang di tempat2 ini setiap hari.


Description: 10 Mahluk Teraneh di Dunia

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: 10 Mahluk Teraneh di Dunia

Selengkapnya


Brahmacari, ''Long Life Education''


Masyarakat Hindu tidak asing lagi dengan konsep Catur Asrama, empat tahapan kehidupan yang harus dilalui. Ada Brahmacari, Grahasta, Wanaprasta dan Sanyasin. Dalam konteks kekinian, Brahmacari banyak mendapat perhatian. Brahmacari merupakan dasar penciptaan manusia yang berkualitas, sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Bagaimana seharusnya kita memahami dan menjalani Brahmacari ini?

Pada awalnya, Catur Asrama banyak berhubungan dengan dunia kependetaan. Pembagiannya pun sama. Ada Wiku Brahmacari (pendeta yang tidak menikah), Wiku Grahasta (pendeta yang berumah tangga), Wiku Wanaprasta (pendeta yang tinggal menyepi di hutan) dan Wiku Sanyasin (pendeta yang mengembara).

''Raja-raja pada zaman dahulu berusaha menciptakan suasana yang kondusif agar pendeta-pendeta itu bisa memberi getaran atau vibrasi spiritual bagi wilayahnya,'' kata IBG Agastia. Bahkan, rakyat juga ikut berlomba-lomba memberikan makanan bagi Wiku Sanyasin. Mereka percaya dengan adanya pendeta yang mengembara dan sampai ke wilayahnya, tentu mereka akan memperoleh kekuatan spiritual dan bisa meningkatkan kualitas kehidupan mereka.

Berikutnya dalam konteks kehidupan masyarakat Bali, Catur Asrama juga disusun sedemikian rupa. Ini bisa kita temui dalam desa pakraman atau desa pasraman. Brahmacari identik dengan sekaa teruna, grahasta identik dengan krama banjar, wanaprasta identik dengan penglingsir, dan Sanyasin identik dengan pendeta atau mereka yang nukuhin (tinggal di dukuh atau luar desa untuk menyepi).

Dicontohkan, adalah pemberian nama pada seseorang yang berada di desa parkraman tersebut. I Anu untuk Brahmacari, Pan Anu atau Ajin Anu untuk Grahasta, Pekak Anu atau Kakiang Anu untuk Wanaprasta dan pendeta atau begawan untuk Sanyasin. ''Untuk yang nukuhin malah tidak dikenai urunan di banjar, mereka bebas dari tanggung jawab banjar,'' terang pria asal Mambal ini.

Untuk sekaa teruna, diharapkan benar-benar dibina agar bisa menjadi generasi penerus krama banjar. Penguasaan estetika oleh generasi muda sangat penting untuk kehidupan bermasyarakat nantinya. Agastia juga menekankan budaya malu yang harus dimiliki generasi muda itu. Jangan malu untuk belajar dan isilah waktu untuk belajar daripada melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat, seperti nongkrong di pinggir jalan atau mabuk-mabukan.

Masih dalam tataran konsep, dijelaskan juga adanya hubungan yang erat antarkeempat bagian dari Catur Asrama ini. Taki takining sewaka guna widya (mulai mencari keterampilan dan pengetahuan) adalah brahmacari, ruang puluhing ayuse semara wisaya (melakukan pernikahan setelah berusia 20 tahun ke atas) adalah grahasta, tengahing tuwuh sanwacana gegonta (tengah umur tekun mempelajari kitab suci) adalah wanaprasta dan patilaring atmeng tanu paguruaken (melepas atma dari badan harus dipelajari lewat guru) adalah Sanyasin.

''Keempat hal ini memiliki suatu benang merah, yakni belajar seumur hidup (long life education),'' terang agamawan yang dulu aktif di PHDI ini.

Masa paling Sulit

Ditambahkannya, masa grahasta merupakan masa yang paling sulit. Alasannya adalah saat memasuki masa ini kita harus bisa membagi kapan mencari artha, kapan melepaskan artha tersebut dan kapan kita harus menyimpannya. Menyimpan dalam hal ini bukan semata dalam bentuk kongkret, bisa saja dalam bentuk abstrak. Menolong tetangga yang kesusahan bisa dikategorikan menyimpan artha dalam arti abstrak sebagai investasi di dunia sana.

Berkaitan dengan artha ini, Catur Asrama bertalian erat dengan Catur Purusa Artha. Brahmacari bertujuan mencari dharma, grahasta bertujuan mencari artha dan kama, wanaprasta dan sanyasin bertujuan mencari moksa. Dalam tahapan Brahmacarilah waktu yang benar-benar digunakan untuk mencari pengetahuan dan keterampilan, untuk meningkatkan kualitas diri.

Senada dengan Agastia, IDG Windhu Sancaya mengatakan, konsep brahmacari merupakan konsep yang sangat ideal. Brahmacari adalah saat yang harus benar-benar kita manfaatkan sebelum kita menapaki tahapan berikutnya. Namun, ia mengakui walaupun konsepnya ideal, dalam pelaksanaan di lapangan, sepertinya tidak bisa berjalan dengan sempurna. Contohnya, banyak anak muda sekarang yang harus menjalani kehidupan grahasta (berumah tangga) padahal masa brahmacari mereka masih berlangsung. Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab kalau ini terjadi. ''Sistem dan lingkungan,'' tegas Ketua Peradah Bali ini. Tak hanya itu, keluarga juga dianggap memiliki peran penting. Sering terjadi, keluarga yang orangtuanya sibuk, pendidikan anaknya menjadi telantar ditambah lagi pengaruh lingkungan yang kurang baik menyebabkan anak menjadi liar dan bebas. ''Masa muda adalah masa belajar, masa mencari pengetahuan,'' tambahnya.

Disiplin merupakan kata kunci yang juga ditekankan Windhu. Kalau sudah bisa mendisplinkan diri dalam memahami tahapan-tahapan kehidupan, tentu semua akan berjalan lancar. Selain itu, evaluasi juga perlu mendapat porsi. Dengan mendisiplinkan diri dan melakukan evaluasi, tentu konsep brahmacari yang ideal ini bisa terwujudkan.

Dosen Fakultas Satra Universitas Udayana ini mengibaratkan manusia sebagai ilalang. ''Saat muda, kita ibarat daun ilalang yang tajam dan saat daun ilalang itu tua, dia dijadikan atap yang melindungi.'' Di Bali sendiri sudah mengenal adanya upacara menek kelih yakni saat anak beranjak remaja menuju dewasa. Tetapi sangat disayangkan makna dari upacara ini sering tidak dipahami. Habis upacara selesai, ya... sudah selesai.
Lingkungan pun ternyata memberi pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak-anak yang mulai tumbuh remaja. Kalau iman dan moral mereka tidak kuat, bisa mubazir diadakannya upacara menek kelih tersebut. Sebagai contoh adalah anak-anak muda sekarang yang gemar bermain play station (PS) atau biliar. Mereka mengaku berangkat dari rumah mau ke sekolah, lengkap dengan pakaian sekolahnya, tetapi di jalan mereka ''belok'' ke arah tempat permainan PS dan biliar. ''Ini kan sangat disayangkan, manfaatkanlah masa belajar dengan baik.''

Baik Windhu maupun Agastia sama-sama menyadari ini merupakan tugas semua komponen. Pemerintah, sekolah, masyarakat, keluarga dan individu itu sendiri. Kalau tidak ada kerja sama tentu sulit untuk menemukan akar permasalahannya. ''Kerja sama ini juga harus sporadis dengan inti teladannya adalah keluarga,'' kata Windhu. Sementara sekolah juga jangan terlalu memberatkan anak-anak dengan berbagai macam pelajaran. Dia menyarankan cukup tiga saja yang diutamakan yakni matematika, bahasa dan filsafat atau logika.

Bagi institusi-institusi keagamaan juga diharapkan lebih memantapkan pendalaman Sradha bagi generasi muda. Pemerintah pun diharapkan bisa memberikan beasiswa bagi kelangsungan pendidikan generasi muda. ''Peran dan perhatian pemerintah juga harus lebih meningkat untuk memperhatikan pendidikan, jangan hanya sibuk mengurusi politik saja,'' tegas Agastia. Ia menambahkan, siapa pun yang memegang kekuasaan harus bisa membangun kesadaran pendidikan ini.
Agastia juga memberi acungan jempol bagi mereka yang saat masa brahmacari harus menikah mau melanjutkan sekolahnya. Masih ada kemauan mereka untuk belajar dan masih ada sekolah yang mau memberikan perhatian. Karena itu, ia berpesan, manfaatkanlah masa brahmacari sebaik-baiknya demi kehidupan di masa depan. ''Tidak ada kata terlambat untuk belajar.'' (wah)
Sumber : Bali Post 


Description: Brahmacari, ''Long Life Education''

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Brahmacari, ''Long Life Education''

Selengkapnya


'Flare' Matahari Bunuh Manusia pada 2012?

  foto

Meningkatnya aktivitas matahari sejak beberapa bulan terakhir bisa mengancam keselamatan penduduk Bumi. Tapi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menegaskan peningkatan denyut matahari tak akan menghancurkan manusia pada 2012 mendatang.

Ancaman terbesar datang dari letupan material berenergi tinggi di permukaan matahari atau disebut flare. Sekali terpancar, flare sanggup mengeluarkan energi hingga enam kali energi yang dilepaskan seluruh permukaan matahari dalam satu detik. Material yang dipancarkan--umumnya berupa elektron, ion, dan atom--bergerak sebagai rombongan besar yang mendekati Bumi, 1-2 hari setelah meledak.

"Energi ini tetap tidak cukup untuk menciptakan bola api pembunuh untuk penduduk planet yang terletak 150 juta kilometer dari matahari," ujar ahli antariksa NASA, Karen C. Fox.

Perlindungan dari awan energi tinggi dari matahari diberikan oleh lapisan atmosfer Bumi. Setiap partikel yang hendak menuju permukaan Bumi akan dihadang oleh gas-gas yang beterbangan di lapisan tinggi tanpa sempat menyentuh permukaan Bumi.

Puncak aktivitas matahari sendiri tak akan terjadi pada akhir tahun 2012 sebagaimana disebut-sebut selama ini. Penelitian terbaru menunjukkan gejolak matahari akan berpuncak pada akhir tahun 2013 atau awal tahun 2014.

Meski demikian, ledakan dari permukaan matahari tetap mengancam penduduk Bumi dalam bentuk lain. Saluran komunikasi bisa terganggu jika awan materi berenergi tinggi ini menghantam lapisan atmosfer bagian atas. Pun ketika partikel ini menghantam satelit yang berada di orbit, bisa menyebabkan kerusakan elektronik permanen atau mendorong satelit melenceng dari lintasan yang diharapkan.

Saat ini, tambah Fox, teknologi yang dikembangkan manusia sangat bergantung pada jaringan satelit. Kendaraan pribadi maupun umum, misalnya, menggantungkan rencana perjalanan dari informasi posisi yang didapatkan dari satelit GPS. Begitu pula dengan akurasi jam dalam transaksi keuangan pemerintah maupun swasta yang berpotensi terganggu oleh rusaknya satelit GPS.

Flare juga berpotensi melumpuhkan jaringan listrik sebagaimana terjadi pada tahun 1989 ketika badai geomagnetik oleh flare berenergi tinggi sampai ke Bumi. Ketika itu, penduduk Kanada terpaksa menyalakan lilin untuk alat penerangan sebagai pengganti lampu. Setelah beberapa saat, pemerintah bisa mengendalikan situasi dan jaringan listrik kembali pulih.
 
Sumber : Tempo Interaktif



Description: 'Flare' Matahari Bunuh Manusia pada 2012?

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: 'Flare' Matahari Bunuh Manusia pada 2012?

Selengkapnya


Tanaman Pengusir Nyamuk



Nyamuk memang hewan yang paling dibenci oleh setiap penghuni rumah. Serangan nyamuk terhadap penghuni rumah baik di siang hari maupun malam pasti sangat mengganggu. Beragam upaya telah dilakukan sampai menggunakan obat nyamuk semprot atau bakar yang memiliki resiko karena kandungan kimiawinya. Pakar eksterior bangunan dari PT Tanamas Duta Niaga, Vivi menyarankan kepada setiap pemiliki hunian agar menggunakan cara alami yakni dengan menanam tanaman yang kandungan kimianya cukup ampuh mengusir nyamuk jauh-jauh.

Dalam dunia biologi tanaman, diketahui ada banyak tanaman yang dibenci oleh nyamuk. Dari tanaman ini ada yang cukup ditanam saja atau dimanfaatkan dengan mengambil bunganya, atau dibiarkan tumbuh didalam ruangan. Seperti tanaman-tanaman berikut;

1. Geranium atau Tapak Dara Tanaman ini mengandung geraniol dan sitronelol yang dapat mengusir nyamuk. Kedua zat yang dimiliki Geranium dapat dengan mudah terbang memenuhi udara. Tanam saja Geranium ke dalam pot atau langsung di tanah. Tempatkan di tempat yang mudah terkena tiupan angin, saat daun-daun Geranium bergesakan, aroma zat yang ada di tanaman ini akan tercium, membuat nyamuk menjauh dari ruangan.

2. Zodia Tanaman ini asli dari Indonesia berasal dari Papua, dimana orang-orang Papua akan menggosok-gosokkan daun ini sebelum masuk hutan agar terlindung dari serangga terutama nyanuk. Zodia memiliki dua zat yang dapat membuat nyamuk kabur, yaitu Evodiamine dan Rutaecarpine. Untuk merasakan manfaatnya, Zodia visa ditanam di ruang yang banyak tertiup angin agar aromanya tercium dan mengusir nyamuk.

3. Serai wangi Serai akrab dikenal sebagai salah satu bumbu dapur, tapi ia memiliki zat Geraniol dan Sitronelal yang tidak disukai nyamuk. Menanam serai cukup mudah, tinggal tempatkan di pekarangan rumah saja.

4. Akar Wangi Tanaman ini dapat mengeluarkan aroma menyengat yang tidak disukai nyamuk Aedes Aegypti. Tanam akar wangi de pekarangan rumah untuk merasakan manfaatnya.

5. Lavender Tanaman ini aslinya dari Swiss, dan telah dimanfaatkan sebagai bahan pembuat lotion anti nyamuk. Bunga Lavender yang berwarna ungu memiliki zat Linalool dan Lynalyl acetate yang tidak disukai nyamuk. Tanam Lavender dalam pot atau tanah, untuk merasakan manfaatnya ambil bunganya dan gosok-gosokkan ke kulit.

6. Rosemary Bunga Rosemary menghasilkan bau seperti aroma minyak kayu putih. Aroma yang tidak disukai oleh nyamuk karena mengacaukan penciumannya. Tanaman ini dapat ditanam ke dalam pot atau tanah. Di dekat jendela. Untuk pemanfaatannya, ambil daunnya yang berbentuk jarum dan digosokkan ke kulit.

Nah, jika anda mampu, tidak ada salahnya juga untuk memenuhi setiap sudut tempat tinggal anda dengan semua tanaman tersebut. selamat terhindar dari nyamuk..!!!

sumber : http://www.propertinews.com


Description: Tanaman Pengusir Nyamuk

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Tanaman Pengusir Nyamuk

Selengkapnya


Khasiat Buah Naga

detail berita
Buah Naga



BUAH NAGA, meski tanaman ini kini telah mudah ditemui, namuk tak banyak orang yang mengerti secara mendalam khasiat tersembunyi di balik buah naga.

Bentuknya yang berbeda dari buah-buah lainnya, kian menonjolkan keistimewaan dari buah penuh manfaat ini. Dalam perkembangannya, kehadiran buah naga juga kerap menorehkan berbagai peran lain.

Masyarakat China Kuno menganggap buah naga lebih dari sekadar buah dengan beragam manfaat. Buah dengan kulit yang menyerupai sisik ular besar ini sering menjadi pendamping dua patung di meja altar persembahan. Setiap perayaan tahun Baru Imlek buah ini juga disajikan, dan menjadi salah satu sajian yang wajib ada karena diyakini membawa berkah.

Padahal di tempat asalnya, Meksiko, buah naga justru dianggap sebelah mata. Baru setelah dibawa ke Vietnam, tanaman buah naga mulai dibudidayakan secara luas sebelum akhirnya berkembang ke negara Asia Tenggara.

Di Vietnam buah naga kerap disebut Thanh long atau clever dragon sedangkan masyarakat China menyebutnya Feuy Long Kwa. Di daerah Meksiko, buah naga hadir dengan sebutan Pitahaya.

Buah naga sendiri memiliki warna kulit yang menyala, kulitnya juga tidak mulus, melainkan berlapis sehingga mirip sisik ular besar atau naga. Isi buahnya berwarna putih, merah atau ungu dengan taburan biji-biji berwarna hitam. Tekstur isinya seperti selasih dengan cita rasa seperti buah kiwi.

Badan Litbang Pertanian Republik Indonesia menyebutkan, bahwa buah naga dapat menurunkan kadar kolesterol, penyeimbang gula darah, menguatkan fungsi ginjal dan tulang, serta meningkatkan kerja otak. Adapun zat fitokimia di dalam buah ini dapat menurunkan risiko kanker.

Buah naga juga sangat baik untuk sistem peredaran darah. Buah ini sangat efektif untuk mengurangi tekanan emosi dan menetralkan racun dalam darah. Buah naga mengandung 80 persen air, vitamin C, serat, kalsium, zat besi, dan fosforus yang bermanfaat untuk mengatasi penyakit darah tinggi.

Kandungan serta pada buah naga yang mencapai 0,7-0,9 gram dalam setiap gramnya juga sangat berguna dalam sistem pencernaan dan menurunkan kadar kolesterol. Jika ingin terhindar dari berbagai penyakit, tak ada salahnya bila anda mengonsumsi buah naga mulai dari sekarang. (berbagai sumber)

Baca juga :
Manfaat Madu bagi Kesehatan
Manfaat Jeruk Nipis bagi Kesehatan
Manfaat Susu Kacang Kedelai
Manfaat Buah Naga
Manfaat Buah Pisang
Manfaat Musik Klasik


Description: Khasiat Buah Naga

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Khasiat Buah Naga

Selengkapnya


10 Penemuan Yang Disalahgunakan



Para ilmuwan selalu berusaha membuat inovasi untuk memajukan dunia, tetapi sayangnya ada saja orang-orang yang menggunakannya untuk sesuatu yang buruk demi dirinya sendiri. Di bawah ini adalah daftar penemuan-penemuan yang penting dan ditujukan untuk kebaikan namun berakhir dengan malapetaka yang mengorbankan lingkungan dan nyawa manusia. 

1. Zyklon B

Fritz Haber adalah ilmuwan Yahudi yang memenangkan hadiah Nobel karena menciptakan pupuk nitrogen murah dan juga membuat senjata kimia untuk Jerman pada Perang Dunia I. Insektisida hasil penemuannya digunakan untuk pengasapan di toko beras yang bertanggung jawab atas kematian 1,2 juta orang. Zyklon B-nya menjadi metode eksekusi favorit di ruang gas saat pembakaran.

2. Agent Orange

Arthur Galston membuat sebuah bahan kimia yang bisa mempercepat pertumbuhan kacang kedelai dan membuatnya bisa ditumbuhkan di area dengan musim pendek. Sayangnya, pada konsentrasi yang tinggi bahan ini justru akan menggundulkan kacang kedelai tersebut dan fungsi bahan ini lalu digantikan menjadi herbisida (pemberantas tanaman liar) walau Galston khawatir akan dampaknya terhadap manusia. Bahan ini disuplai ke pemerintah AS di tong bergaris oranye dan 77 juta liter Agent Orange disemprotkan di Vietnam yang menyebabkan 400.000 kematian dan cacat dengan 500.000 cacat kelahiran.

3. Senapan Gatling

Richard Jordan Gatling mencuptakan senapan Gatling setelah dia mencatat lebih besarnya kematian warga Amerika karena penyakit daripada tembakan. Di tahun 1877, dia menulis: “Ini menyadarkan saya kalau saya bisa menemukan sebuah alat (senjata) yang dengan kecepatan tembakannya dapat membuat seseorang bisa berperang sebagai seribu orang, itu akan menurangi jumlah tentara yang dibutuhkan dan saya merasa merasa akan lebih mudah untuk menyiapkan makanan bagi para prajurit.” Senapan Gatling digunakan hampir sukses untuk memperluas kolonial kerajaan Eropa dengan tanpa ampun menyiksa tentara pribumi dengan senjata primitif.

4. TNT

Joseph Wilbrand adalah seorang kimiawan Jerman yang menemukan trinitrotoluena pada tahun 1863 yang digunakan untuk pewarna kuning. Tapi tidak hingga tahun 1902 saat disadari kekuatan ledakan TNT dan digunakan sebagai senjata peledak secara luas oleh kedua belah pihak saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sampai saat ini pun TNT masih digunakan di militer.

5. Bensin Bertimah

Thomas Midgley adalah orang yang menemukan Freon CFC sebagai bahan pendingin yang aman untuk menggantikan bahan pendingin beracun seperti ammonia dalam penggunaannya secara luas. Namun, yang dihasilkan dari bahan ini rupanya kerusakan luas lapisan ozon. Ide terkenal lainnya adalah untuk menambahkan timah tetraetil ke bensin yang menyebabkan permasalahan kesehatan dunia dan kematian karena keracunan timah. Dia dianggap sebagai pria yang “paling banyak memberi dampak pada atmosfir daripada orang lain dalam sejarah bumi.”

6. Gas Sarin

Dr. Gerhard Schrader adalah seorang kimiawan Jerman yang berspesialisasi dalam penemuan insektisida baru, berharap bisa membuat kemajuan demi melawan kelaparan di dunia. Namun, Dr. Schrader terkenal karena penemuan berbahaya gas beracun seperti sarin dan tabun, dan karena hal ini, terkadang dia dipanggil “bapak gas beracun”.

7. Fusi Nuklir

Sir Marcus Laurence Elwin Oliphant adalah orang pertama yang menngetahui kalau nukleus hidrogen padat bisa direaksikan satu sama lain. Reaksi fusi ini adalah dasar dari bom hidrogen. Sepuluh tahun kemudian, ilmuwan Amerika Edward Teller mendalami penemuan Oliphant untuk membuatnya. Namun, Oliphant yang hanya ingin tahu struktur nukleus dari atom tersebut tidak memperkirakan penggunaannya di masa mendatang.

8. Roket

Meskipun keinginan besar dan mimpi astronomi adalah untuk menggunakan roket dalam mengeksplorasi luar angkasa, hasil kerja Wernher von Braun digunakan untuk membuat roket Nazi V2 yang membunuh 7.250 tentara dan penduduk sipil dan diperkirakan 20.000 buruh selama konstruksi. Lalu, di AS dia membuat sebuah rangkaian roket ICBM yang mampu membawa banyak nuklir peledak sekaligus yang dibawa berkeliling dunia sebelum dia menyelamatkan reputasinya dengan membuat roket Saturn V yang membawa manusia ke bulan.

9. Kamp Konsentrasi

Frederick Roberts, Pangeran Roberts pertama membuat kamp pengungsi untuk memberikan perlindungan kepada keluarga sipil yang diserang yang meninggalkan rumahnya karena berbagai alasan di Perang Boer. Namun, saat Lord Kitchener menggantikan Roberts sebagai komandan utama di Afrika Selatan tahun 1900, tentara Inggris memperkenalkan taktik baru dengan tujuan untuk menghancurkan serangan gerilya dan arus pertumbuhan rakyat sipil. Kitchener memprakarsai rencana untuk “menyingkirkan serangan gerilya dalam sebuah rangkaian gerkan sistimatik, terorganisir seperti olahraga menembak, dengan kesuksesan yang ditentukan dengan sekantung orang mati, tertangkap dan terluka, dan untuk menyapu bersih negara dari apapun yang bisa memberi makanan untuk pelaku penyerangan gerilya, termasuk wanita dan anak-anak.” Strategi itu berhasil menangkap 28.000 orang Boer sebagai tawanan perang dan 25.630 lainnya ditenggelamkan ke laut. Sebagian besar sisa orang-orang Boer di kamp lokal adalah wanita dan anak-anak. Lebih dari 26.000 wanita dan anak-anak meninggal di kamp konsentrasi ini.

10. Ekstas

Anton Köllisch membuat 3,4-metilendioksimetamfetamin sebagai hasil penelitiannya berupa obat untuk melawan pendarahan yang tidak normal. Hasil penelitiannya tersebut tidak digubris selama 70 tahun hingga menjadi terkenal di kalangan klub dance di awal 80an. Dan bermula dari kebiasaan Rave (dance party) di akhir tahun 80an yang mengadopsi Ekstasi sebagai obat pilihanlah yang membuat MDMA menjadi empat besar obat ilegal yang membunuh sekitar 50 orang per tahun di Inggris. Penemunya meninggal di Perang Dunia I.


Description: 10 Penemuan Yang Disalahgunakan

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: 10 Penemuan Yang Disalahgunakan

Selengkapnya


Setengah Abad Lebih, 25 Rider Tewas di Sirkuit

Foto: Tribute untuk Marco Simoncelli di lapangan sepakbola (Getty Iamges) 
Foto: Tribute untuk Marco Simoncelli di lapangan sepakbola (Getty Iamges) 
 
TEWASNYA Marco Simoncelli dalam balapan di GP Malaysia akhir pekan kemarin mengingatkan kita akan kenangan kelam akan insiden serupa yang telah terjadi di pentas balapan roda dua bergengsi itu.

Tercatat, dalam kurun waktu hampir dari setengah abad, 25 pembalap di semua kelas bergengsi itu meregang nyawa. Bahkan, dalam kurun waktu hampir setahun, lintasan pacu kuda besi telah memakan dua korban. Masih lekat dalam ingatan, bagaimana pembalap muda di kelas 250cc, Shoya Tomizawa meninggal karena kecelakaan tragis di San Marino.

Dan yang terakhir, dunia balap motorsport dunia kembali berduka. Salah satu tokoh sentralnya, Marco Simoncelli menghembuskan nafas terakhirnya setelah terlibat kecelakaan serius dengan Colin Edwards dan Valentino Rossi. Sepang International Circuit menjadi saksi bisu kematian Super Sic, setahun dia baru meretas kariernya di kelas para Raja.

Kilas balik ke belakang, bukan hanya Simoncelli saja kehilangan nyawa di atas Kuda Besi berkecepatan kilat itu. Berikut sejumlah nama rider yang harus menutup kariernya lebih cepat di atas aspal. Dalam kurun waktu setengah abad lebih 25 pembalap di kelas bergengsi ini meregang kehidupan di atas sadel.

Berikut Daftar Nama Pembalap yang Meregang Nyawa di Lintasan
  1. 1949 Ben Drinkwater (Inggris) GP Isle of Man
  2. 1951 Dario Ambrosini (Italia) GP Albi
  3. 1951 Gianni Leoni (Italia) GP Ulster
  4. 1951 Sante Geminiani (Italia) GP Ulster
  5. 1953 Leslie Graham (Inggris) GP Isle of Man
  6. 1954 Rupert Hollaus (Australia) GP Monza Practice
  7. 1957 Roberto Colombo (Italia) GP Spa Francorchamps
  8. 1960 Bob Brown (Australia) GP Solitude
  9. 1969 Bill Ivy (Inggris) GP Sachsenring
  10. 1970 Santiago Herrero (Spanyol) Isle of Man TT
  11. 1970 Robin Fitton (Inggris) Nurburgring
  12. 1971 Angelo Bergamonti (Italia) GP Riccione
  13. 1971 Gunter Barstuch (GDR) GP Sachsenring
  14. 1973 Renzo Pasolini (Italia) GP Monza
  15. 1973 Jarno Saarinen (Finlandia) GP Monza
  16. 1974 Billie Nelson (Inggris) GP Opatija
  17. 1976 Otello Buscherini (Italia) GP Mugello
  18. 1977 Ulrich Graf (Swiss) GP Opatija
  19. 1980 Patrick Pons (Prancis) GP Silverstone
  20. 1981 Michel Rougerie (Prancis) GP Yugoslavia
  21. 1983 Michel Frustchi (Swiss) GP Le Mans
  22. 1989 Ivan Palazesse (Venezuela) GP Hockenheim
  23. 2003 Daijiro Kato (Jepang) GP Suzuka
  24. 2010 Shoya Tomizawa (Jepang) GP Misano
  25. 2011 Marco Simoncelli (Italia) GP Sepang
Sumber : okezone.com


Description: Setengah Abad Lebih, 25 Rider Tewas di Sirkuit

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Setengah Abad Lebih, 25 Rider Tewas di Sirkuit

Selengkapnya


10 Manfaat Buah Pisang



Selain menjadi favorit sebagian besar atlet, buah pisang juga memiliki khasiat bagi kesehatan serta kecantikan. Namun untuk mendapatkan manfaatnya, Anda perlu cermat memilih. Pasalnya hanya pisang yang matang saja yang dapat mengubah gula darah menjadi glukosa alami, serta cepat diabsorsi ke dalam peredaran darah.

Ciri-ciri pisang yang matang, adalah pisang yang kulitnya berwarna hijau kekuning-kuningan dengan bercak cokelat atau kuning. Semua kandungan dalam pisang matang tersebut, akan memberikan beberapa manfaat kesehatan, terutama bagi :


1. Sumber Tenaga
Pisang dapat dicerna dengan mudah, sehingga gula yang terdapat didalamnya akan diubah menjadi sumber tenaga yang baik untuk pembentukan tubuh, kerja otot dan juga sangat bagus untuk menghilangkan lelah.

2. Ibu Hamil
Wanita yang tengah hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi pisang, karena mengandung asam folat tinggi yang penting bagi kesempurnaan janin, pembentukan sel-sel baru dan mencegah terjadi cacat bawaan.

Sebuah pisang matang, akan mengandung sekitar 85-100 kalori. Sehingga dengan memakan dua pisang segar, kebutuhan asam folat yang sekitar 58 mikrogram dapat terpenuhi. Di samping itu pisang akan membantu menjaga kadar gula darah yang dapat mengurangi morning sick, sehingga pisang sangat baik untuk cemilan ibu hamil.

3. Penderita Anemia
Kandungan zat besi yang cukup tinggi pada pisang, dapat menstimulasi produksi hemoglobin dalam darah bagi penderita anemia. Dua buah pisang sehari, sangat baik untuk penderita anemia.

4. Penderita Sakit Maag
Sebagai buah yang dapat dikonsumsi langsung, pisang tak membuat iritasi atau kerusakan usus bagi penderita maag. Buah ini sering digunakan untuk melawan penyakit usus, sebab teksturnya lembut.
Pisang juga dapat menetralkan kelebihan asam lambung dan melapisi perut sehingga mampu mengurangi iritasi. Bagi yang mengalami penyakit usus atau kolik akibat asam lambung, Anda dapat mengkonsumsinya dengan di campur pada segelas susu cair.

5. Penderita Penyakit Lever
Bagi penderita lever, dua buah pisang sehari dengan tambahan satu sendok madu, akan baik untuk menambah nafsu makan dan meningkatkan kuat.

6. Penderita Luka Bakar
Khusus untuk penderita luka bakar, Anda dapat menggunakan daun pisang sebagai pengobatan. Caranya, kulit yang terbakar dioles dengan campuran abu daun pisang dan minyak kelapa. Campuran ini mampu mendinginkan kulit yang terbakar.

7. Yang Mengalami Stress
Pisang mengandung potasium, yaitu mineral vital yang membantu menormalkan detak jantung, mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan kadar air dalam tubuh. Ketika mengalami stress, metabolisme tubuh akan meningkat drastis sehingga mengurangi kadar potasium tubuh. Dengan pisang, potasium dalam tubuh kadarnya akan seimbang.

8. Penderita Stroke
Berdasarkan riset The New England Journal of Medicine, mengkonsumsi pisang setiap hari akan menurunkan resiko kematian akibat stroke hingga 40%.

9. Mengontrol Temperatur
Di beberapa negara, pisang dipandang sebagai makanan pendingin yang dapat menurunkan temperatur fisik dan emosional ibu hamil. Di Thailand contohnya, ibu hamil mengkonsumsi pisang untuk memastikan bayi lahir dengan temperatur sejuk.

10. Meningkatkan Kekuatan Otak
Di sebuah sekolah Inggris, 200 pelajar mampu menyelesaikan ujian akhir hanya dengan sarapan pisang. Mereka juga kerap mengkonsumsi pisang saat jam istirahat serta makan siang, sebab pisang mampu meningkatkan kekuatan otak. 
 
 


Description: 10 Manfaat Buah Pisang

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: 10 Manfaat Buah Pisang

Selengkapnya


Kesenian Genjek

Kesenian genjek kini semakin populer di masyarakat. Dalam konteks pergaulan antar masyarakat Karangasem, Magenjekan juga cukup dikenal. Dalam komunitas pengguna teknologi mutakhir, Magenjekan juga dijadikan nada sambung dan nada dering handphone pada beberapa kalangan. Bahkan pada suatu kesempatan penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali, seni yang dimainkan beberapa orang ini pernah pula dilombakan. Hasilnya cukup mengagumkan. Penonton begitu antusias menyaksikan seni satu ini. Selain dalam ajang PKB, genjek juga sudah masuk dunia rekaman. Cobalah bertandang ke toko penjual kaset, di sana akan ada terpajang rekaman genjek dari berbagai sekaa yang tersebar di seantero Bali. Komunitas purantara Bali di belahan Negara-negara lain seperti Amerika juga menggunakan genjek sebagai sarana hiburan dalama memeriahkan sebuah perayaan. Artinya, genjek memang sudah memasyarakat.

Genjek berasal dari kata gagonjakkan yang artinya guyonan, senda gurau tokoh-tokoh orang Karangasem saat memenangkan perang ke pulau Lombok. Berawal dari sinilah kemudian kebudayaan genjek berkembang menjadi ikon serta trade mark khususnya di Kabupaten paling timur pulau Bali. Budaya magenjekan pada kalangan masyarakat Karangasem pun sudah melekat erat dan menjadi suatu identitas. Sehingga, kegiatan yang bersangkutpaut dengan komunitas masyarakat, seperti upacara pernikahan, upacara masesuuk yaitu suatu rangkaian penyambutan bayi lahir yang ditandai dengan putusnya tali pusar sang bayi, dan kegiatan sosial masyarakat lainnya, maka selalu berkaitan erat dengan genjek.


“Magenjek” biasanya diiringi dengan kemong yaitu semacam alat musik sederhana yang biasanya terdiri dari bekas sandal jepit dan potongan bambu. Inilah suatu bentuk penyatuan antara unsur alamiah (bambu) dan unsur kimiawi (bekas sandal jepit). Melihat kondisi seperti ini, semestinya kita sebagai manusia bisa mencontoh bekas sandal jepit dan bambu yang bisa berdampingan dengan rukun serta berkolaborasi untuk menghasilkan instrument musik yang menarik. Dengan kemong inilah maka, magenjek akan dilangsungkan karena kemong merupakan instrument vital dalam magenjek. Genjek suatu nyanyian yang diiringi ritme dan gejolak masing-masing pagenjek, dan memiliki style tersendiri di dalam menyanyikan genjek tersebut. Perbedaan gaya magenjek bukan menjadi permasalahan melainkan menjadi suatu kekuatan yang dipadukan dengan rasa kebersamaan. Demokrasi di dalam magenjekan untuk meluapkan ekspresi seseorang merupakan sisi positif yang berdampak terhadap kondisi psikologi seseorang.

Sayang, beberapa tahun belakangan tradisi genjek sering dianggap berdampak negatif di kalangan masyarakat. Fenomena itu muncul dikarenakan kehadiran genjek yang sering kali dikaitkan dengan tabuh sajeng rateng dan sajeng mentah (mabuk-mabukkan). Anak-anak muda pun kerap mengidentikkan genjek dengan minuman keras setingkat tuak dan arak. Hal inilah yang sering menjadi kontroversi serta asumsi di kalangan masyarakat bahwa magenjekan itu tidak baik. Identik dengan tradisi mabuk-mabukan.
Untuk itu, alangkah bijaknya jika genjek yang telah pula dilombakan itu lebih dipelihara sebagai sebuah karya seni tinggi. Bukan menjadi ajang menegak minuman keras.
Jadikanlah dan angkat genjek ini hingga memiliki tujuan mulia. Misalkan saat ada keluarga yang memiliki kedukaan, orang yang magenjekan mestilah sifatnya menghibur. Membangkitkan rasa peduli dan memberikan semangat hidup pada yang ditinggalkan (sanak keluarga) agar mereka tabah menghadap rasa kehilangannya. Alhasil, magenjek dijadikan semacam sarana menyenangkan bagi mereka yang didera kesedihan, sakit hati, ditinggal pacar, dan lain sebagainya.

Magenjekan memang sulit dihilangkan dengan budaya menegak minum keras sejenis tuak atau arak tadi. Cuma, sebaiknyalah para peserta berusaha membatasi diri. Minum tuak dan arak bagi yang magenjek sebaiknya dibatasi, sehingga meminum minuman karya leluhur tersebut tak sampai membikin pagenjek tidak mabuk. Kalau mabuk, nantinya tak lagi bisa menghibur, tapi justru bisa berbicara ngelantur tanpa bisa diukur.
Kesimpulan genjek sebagai suatu pedoman gejolak individu dalam menjalani kehidupan serta cerminan menghadapi kompleksitas permasalahan yang ada, sebaiknya kita lestarikan ke arah lebih positif lagi. Karena dengan adanya genjek kita masih bisa menghibur saudara, teman, dan masyarakat tanpa mengeluarkan biaya yang mahal layaknya diskotek-diskotek yang berjejer di seputaran Kuta.


Description: Kesenian Genjek

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Kesenian Genjek

Selengkapnya


Tradisi Metuakan di Karangasem

Photo by Ngurah Suryatmaja
Pada sebuah sore yang indah, di sebuah warung tuak di Karangasem, sekelompok orang tua duduk melingkar beralaskan tikar. Di tengah-tengah lingkaran terhidang lima botol tuak, sate babi, lawar dan camilan lainnya. Sambil meneguk tuak, mereka tampak asyik bercengkerama tentang padi-padi yang mulai panen, tentang kesibukan para caleg mengobral janji-janji membela rakyat jelata, tentang situasi desa, dan sebagainya.

Para orang tua itu hampir setiap sore datang ke warung tuak langganannya. Mereka bukan hanya melampiaskan keinginan minum tuak, namun juga kebutuhan bertemu teman-teman sebaya dan ngobrol berbagai hal yang menarik dibicarakan. Secara tidak tertulis mereka telah membuat semacam sekehe metuakan, kelompok minum tuak.

Seringkali acara metuakan telah menjadi semacam forum tidak resmi yang menampung berbagai aspirasi yang tidak tersalurkan pada lembaga-lembaga resmi. Berbagai macam unek-unek, keluh kesah, kritik, gosip, dan obrolan tentang berbagai pokok persoalan yang nyangkut di pikiran mereka menemui pelepasan dalam forum yang penuh aroma alkohol tersebut.

Tuak dibuat dari sadapan air bunga pohon jake (enau), nyuh (kelapa), dan ental (lontar/siwalan). Dari sana muncul istilah tuak jake, tuak nyuh dan tuak ental. Tuak jake banyak dibuat di Tenganan, Gumung dan Bebandem. Tuak Nyuh dibuat di daerah yang banyak pohon kelapanya, seperti Pikat, Pidpid, Gunaksa. Sedangkan tuak ental dikenal di daerah yang banyak ditumbuhi pohon ental, seperti Merita, Culik, Tianyar, Kubu. Tuak jake lebih terasa enak, bersifat netral, proses dalam tubuh cepat dan sering kencing.  Tuak Nyuh kadar alkoholnya lebih keras dari tuak jake, peminum umumnya cepat merasa pusing. Sedangkan tuak ental lebih berat kadar alkoholnya dibanding tuak nyuh, rasanya lebih gurih, cepat membuat mabuk. Secara umum orang-orang Karangasem lebih menggemari tuak jake.
Proses membuat tuak jake sangat lama, bisa memakan waktu sampai 21 hari. Dimulai dari ngayunan, bunga jake diayun-ayun sampai satu jam. Kemudian dilanjutkan dengan proses notok, batang bunga jake dipukul-pukul berulang-ulang setiap hari selama satu jam dan berlangsung sampai dua minggu. Setelah dirasa cukup umur, maka dilanjutkan dengan nimpagang, mengiris batang bunga dan mengecek ada air atau tidak pada bunga jake itu. Kemudian dilanjutkan dengan nadah, batang bunga jake disadap dengan brengkong, wadah yang dibuat dari pelepah pohon pinang. Satu batang bunga jake bisa menghasilkan satu brengkong setiap kali menurunkan tuak yang dilakukan dua kali dalam sehari, yakni pagi dan sore. Kalau lagi untung dalam sehari bisa mendapatkan dua jerigen (isi 8 botol) tuak. Dan satu pohon jake bisa menghasilkan tuak hingga tiga bulan. Pada prinsipnya proses mencari tuak nyuh dan ental hampir sama dengan tuak jake.

Tuak yang baru turun dari pohonnya akan terasa manis. Maka untuk membuat rasanya lebih gurih, tuak dicampur dengan ramuan khusus yang disebut lau. Secara umum lau berpengaruh pada rasa dan kadar alkohol tuak. Lau yang paling bagus diolah dari babakan (serbuk) kayu pohon kutat dicampur dengan serbuk kulit pohon cabe tabia bun. Kalau cara mengolah lau kurang pas, maka tuak akan terasa kecing atau masam.

Berbeda dengan arak, tuak tidak berumur panjang. Tuak paling enak diminum ketika baru diturunkan dari pohonnya. Orang Karangasem mengenal rasa tuak yang nasak badung, rasanya lebih tawar dan agak masam, namun masih bisa diminum. Ada tuak yang rasanya lebih netral, tidak terlalu tua dan tidak terlalu masam, dan masih enak untuk diminum. Tuak jenis ini disebut semedah. Tuak wayah adalah tuak yang telah tersimpan satu sampai dua hari. Kalau tuak telah tersimpan dua sampai tiga hari disebut tuak bayu. Dan tuak yang tersimpan lebih dari tiga hari akan menjadi cuka.
Di Karangasem, alat untuk menampung atau minum tuak bermacam-macam jenisnya. Untuk menampung tuak dari pohonnya dipakai brengkong dan kele (bumbung bambu ukuran besar dan panjang). Sebelum morong populer, dahulu orang menyimpan tuak menggunakan cekel, bumbung bambu agak besar lengkap dengan tutupnya dan di ujung atasnya terdapat saluran yang dibuat dari buluh bambu kecil. Agak mirip dengan cekel disebut ganjreng dimana saluran tuaknya terletak di bawah/dasar wadah. Untuk tempat minum tuak dipakai bumbung (gelas bambu ukuran sedang, setara dengan gelas jus), dasar (cawan dari kau atau batok kelapa), dan beruk (cawan ukuran sedang dari kau atau batok kelapa). Nama wadah tuak ini sering berbeda-beda di tempat lainnya di Bali. Sekarang, untuk kepraktisan, wadah tuak tradisional itu diganti dengan jerigen, morong, botol dan gelas.
Sekehe-sekehe metuakan dengan mudah bisa ditemui di sudut-sudut jalan pedesaan di Karangasem. Mereka membuat kelompok berdasarkan pertemanan, biasanya berjumlah antara 3-5 orang. Anggota baru agak susah bergabung ke dalam kelompok karena harus mampu beradaptasi dan mempelajari karakter kelompok. Pada saat metuakan, orang-orang tua berkelompok dengan sesama orang tua, anak-anak muda membuat kelompok dengan teman-teman sebayanya. Jarang ditemui kelompok campuran, antara anak muda dan orang tua. Karena kelompok campuran biasanya akan kesulitan pada saat ngobrol atau diskusi. Obrolan anak-anak muda terkadang tidak nyambung dengan obrolan orang-orang tua.

“Dalam membuat sekehe, kami mengajak kawan-kawan akrab yang kami sudah tahu tabiat dan tingkatan mabuknya. Kami sangat menghindari peminum yang suka bikin onar saat mabuk. Kami metuakan bukan untuk cari ribut, melainkan untuk kumpul-kumpul dengan teman-teman dan menghilangkan stress,” ujar Made Kaler, seorang peminum dari Jungsri, Bebandem.
Namun seringkali sekehe metuakan juga disusupi kader-kader partai politik pada saat musim-musim kampanye. Tujuannya jelas untuk mencari massa. Kader-kader partai politik ini biasanya mentraktir anggota sekehe minum tuak sepuas-puasnya. Di pertengahan acara minum, kader partai mengarahkan obrolan kepada soal-soal partai, janji-janji partai, dan buntutnya sekehe diharapkan memilih dirinya. Untuk masuk dan bisa diterima dalam sekehe metuakan, tentu kader-kader partai harus mampu beradaptasi dan memilih sasaran secara tepat. Karena tidak semua sekehe metuakan mau mendengar ocehan para kader partai atau caleg yang sekarang berlomba-lomba mencari massa.
Tradisi metuakan di Karangasem sudah terkenal sejak dahulu. Karangasem merupakan penghasil tuak terbesar di Bali. Hampir di setiap desa bisa dijumpai warga yang berprofesi sebagai pembuat tuak dan pedagang tuak. Bahkan tuak itu dikirim dan dijual hingga ke daerah-daerah lain, termasuk Denpasar. Karangasem juga dikenal dengan kesenian Genjek dan Cakepung dimana peranan tuak sangat penting dalam kesenian tersebut. Para pemain Genjek dan Cakepung bergiliran minum tuak sambil menyanyi dengan musik mulut dan menari-nari di tengah lingkaran. Kesenian ini sangat semarak dan penuh dengan nuansa pesta pora.

Photo by Ngurah Suryatmaha
Sekehe metuakan biasanya memiliki aturan-aturan tertentu yang disepakati bersama diantara anggota sekehe. Aturan-aturan tak tertulis ini terkadang berbeda-beda antara sekehe satu dengan lainnnya, atau antara daerah satu dengan lainnya. Ada aturan yang mewajibkan masing-masing anggota sekehe membawa tuak dari rumah sesuai kemampuan dan keperluan minum. Kalau tempat berkumpulnya di warung tuak, anggota sekehe akan patungan membeli tuak. Terkadang ada anggota sekehe yang mentraktir kawan-kawannya minum tuak. Di Karangasem, harga sebotol tuak sekitar Rp.1500. Dalam acara metuakan, satu kelompok yang terdiri dari 5 orang bisa menghabiskan 10 botol tuak, bahkan terkadang lebih.

Acara metuakan diatur oleh seseorang yang biasa disebut bandar. Bandar bertugas menuangkan tuak ke dalam gelas dan membagikan secara bergiliran kepada anggota sekehe. Kadangkala kalau terjadi diskusi atau perdebatan, bandar juga bertugas menjadi moderator. Anggota sekehe minum secara bergiliran dengan menggunakan satu gelas. Penggunaan gelas secara sendiri-sendiri tidak diperkenankan. Dan bahkan bisa memunculkan ketersinggungan dari anggota sekehe lainnya. Apalagi kalau ada anggota yang baru bergabung, lalu minum tuak menggunakan gelasnya sendiri, dianggap egois dan tidak tahu aturan minum. Anggota baru ini bisa membuat perasaan anggota sekehe lain tidak enak. Penggunaan satu gelas secara bersama-sama dianggap sebagai bentuk rasa solidaritas dan memupuk kebersamaan dan kekeluargaan di antara anggota sekehe.
“Aturan lain, cara meminum tuak harus sekali minum. Kalau ada orang minum tuak seperti minum kopi, pelan-pelan dan sedikit-sedikit, orang itu biasanya akan jadi bahan olok-olok,” kata Ketut Gingsir, pemuda yang suka nongkrong di warung tuak di Ababi, Karangasem.
Menurut Made Adnyana, seorang sesepuh desa Ababi yang hobi minum tuak, dalam metuakan ada delapan urutan minum yang dikaitkan dengan tingkat kemabukan. Secara umum hitungan minumnya adalah bumbung atau gelas.

Pertama, Eka Padmasari, peminum baru mulai minum tuak. Satu bumbung untuk tegukan pertama. Aliran tuak terasa nyaman dalam tubuh, apalagi diselingi obrolan-obrolan ringan dan bersenda gurau. Acara minum tuak masih diliputi semangat kebersamaan dan kekeluargaan.
Kedua, Dwi Angemertani, peminum mengangkat bumbungnya yang kedua. Pada tahap ini tuak merupakan amerta, air kehidupan. Biasanya setiap sore orang-orang tua akan menyuruh anak atau cucunya membeli tuak satu botol untuk diminum sehabis makan nasi. Minum satu atau dua gelas tuak menjadi penyempurna perut yang kenyang. Pada tingkatan ini tuak tidak membuat mabuk.
Ketiga, Tri Raja Busana, peminum sudah menenggak 3 bumbung tuak. Pada tahapan ini tanda-tanda awal mabuk sudah kelihatan. Wajah menjadi bersemu merah. Peminum mulai berlagak dan bertingkah seperti raja, main perintah sana-sini. Bahkan gaya duduknya sudah kayak sikap raja.
Keempat, Catur Kokila Basa, ini tahapan ketika peminum sudah meneguk 4 bumbung tuak. Tingkah lakunya sudah seperti burung kutilang, banyak berkicau. Jika mau mengorek rahasia seseorang bisa dimulai pada tahapan ini. Semua rahasia yang sebelumnya tersimpan rapat akan dibeberkan dengan tanpa beban oleh si peminum yang agak mabuk. Omongan ngelantur ke sana-sini. Acara minum menjadi ramai. Kadang kala omongan si peminum kebablasan sehingga membuat teman jadi tersinggung.
Kelima, Panca Wanara Konyer, tahap dimana peminum sudah menghabiskan 5 bumbung tuak. Kepala sudah mulai pusing. Namun nafsu minum masih bergejolak. Ingin nambah terus. Pada tahap ini perilaku peminum seperti monyet yang lincah, nakal dan usil. Perilaku aneh-aneh juga muncul, seperti menari-nari sendiri, ngoceh tidak jelas, atau kebut-kebutan menyerempet bahaya di jalan. Kalau acara metuakan diikuti lebih dari lima orang, maka tembang-tembang genjek mulai berkumandang menambah semarak suasana minum. Pada tahap ini kadangkala terjadi pertengkaran kecil di antara peminum karena persoalan-persoalan sepele. Alkohol telah mengacaukan syaraf. Kata-kata yang terlontar menjadi tidak terkendali.
Keenam, Sad Wanara Rukam, peminum sudah memasuki tahap bumbung keenam. Perilakunya seperti monyet kena sampar atau penyakit, lebih banyak duduk diam dan mengkerut. Selera usil dan iseng perlahan mereda. Alkohol sudah memenuhi aliran syaraf. Kepala semakin pusing. Peminum terlihat lebih banyak melamun dan tidak banyak bicara.
Ketujuh, Sapta Ketoya Baya, bumbung ketujuh telah diteguk. Inilah tahap yang rawan baya (bahaya). Saat dimana kadar alkohol dalam tubuh dengan mudah bisa mendatangkan malapetaka. Keributan dan perkelahian dengan mudah meledak di antara peminum. Perilaku mabuk yang aneh-aneh pun bermunculan. Yang paling parah adalah mengamuk gelap mata. Endapan-endapan emosi meledak, menemui pelepasan.
Kedelapan, Asta Kebo Dangkal, peminum sudah memasuki bumbung kedelapan. Peminum sudah benar-benar melampaui ambang mabuk. Pikiran sehat jadi macet total. Pada tahap ini banyak peminum yang tergeletak di sembarang tempat, tidur mendengkur seperti kerbau (kebo).

Diambil dari berbagai sumber


Description: Tradisi Metuakan di Karangasem

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Tradisi Metuakan di Karangasem

Selengkapnya


Megibung, Tradisi Masyarakat Karangasem

Megibung adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat atau sebagian orang untuk duduk bersama  saling berbagi satu sama lain, terutama dalam hal makanan. Tidak hanya perut kenyang yang didapat dari kegiatan ini namun sembari makan kita dapat bertukar pikiran bahkan bersendagurau satu sama lain.

Megibung bersasal dari kata dasar gibung yang mendapat awalan me-. Gibung berarti kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang yaitu saling berbagi antara orang yang satu dengan yang lainnya, sedangkan awalan me- berarti melakukan suatu kegiatan.

Tradisi Megibung merupakan kegiatan yang dimiliki oleh masyarakat Karangasem yang daerahnya terletak di ujung timur Pulau Dewata. Tanpa disadari Megibung menjadi suatu maskot atau ciri khas Kabupaten Karangasem yang ibu kotanya Amlapura ini. Tradisi Megibung sudah ada sejak jaman dahulu kala yang keberadaannya hingga saat ini masih kerap kali kita dapat jumpai. Bahkan sudah menjadi sebuah tradisi bagi Masyarakat Karangasem itu sendiri didalam melakukan suatu kegiatan baik dalam upacara Keagamaan, Adat maupun kegiatan sehari-hari masyarakat apabila sedang bercengkrama maupun berkumpul dengan sanak saudara.

Saat ini kegiatan megibung kerap kali dapat dijumpai pada saat prosesi berlangsungnya Upacara Adat dan Keagamaan di suatu tempat di Karangasem. Seperti misalnya dalam Upacara Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Bhuta Yadnya, Rsi Yadnya dan Manusa Yadnya. Pada kegiatan ini biasanya yang punya acara memberikan undangan kepada kerabat serta sanak saudaranya guna menyaksikan prosesi kegiatan upacara keagamaan tersebut. Sehingga prosesi upacara dapat berlangsung seperti yang diharapkan.

Proses penyembelihan babi pun dilakukan sebagai salah satu menu di dalam mempersiapkan hidangan yang disebut Gibungan ini. Daging babi diolah sedemikian rupa dan di kasi bumbu tertentu sehingga daging yang mentah menjadi menu pelengkap yang menggugah selera seperti sate, lawar, soup (komoh), Gegubah/lempyong, pepesan serta yang lainnya. Menu yang dihidangkan dalam Megibung tidaklah harus daging babi, namun dading ayam, kambing serta daging sapipun tidaklah masalah.

Megibung berlangsung apabila tamu undangan sudah lama bersanda gurau dengan kerabat serta sanak saudara serta setelah selesai membantu tugas-tugas yang dapat dilakukan guna kelangsungan acara tersebut, sebelum para undangan pulang terlebih dahulu di ajaklah untuk makan (megibung) sebagai tanda terimakasi atas kedatangan dan bantun dalam acara tersebut. Dalam Megibung biasanya terdiri dari lima hingga tujuh orang, yang dilakukan dengan duduk bersama membentuk lingkaran. Adapun ciri khas dari megibung ini adalah :
 
Duduk bersila membentuk lingkaran yang terdiri dari 5-7 orang.
Nasi yang disuguhkan ditaruh dalam satu wadah (nare besar).
Lauk atau pelengkap nasi berupa sate, lawar, soup, Gegubah/lempyong, pepesan yang ditempatkan dalam satu wadah (nare kecil).
Kegiatan makan dilakukan secara bersamaan dan makan menggunakan tangan.
Pada saat makan tidak boleh ada yang terjatuh di wadah/tempat nasi namun harus di luar nare tempat nasi tersebut.
Apabila ada salah seorang peserta megibung ada yang terlebih dahulu kenyang, orang tersebut tidak boleh terlebih dahulu bangun atau meninggalkan tempat megibung namun meski menunggu yang lain supaya selesai makan dan bangun secara bersama-sama.

Kegiatan Megibung maknanya sangatlah besar bagi kita semua terutama dalam hal kebersamaan serta saling berbagi satu sama lain tanpa melihat kasta dan materi yang dimiliki seseorang. Namun seiring perkembangan jaman, Megibung bagi kalangan orang-orang mampu kini sudah bukanlah merupakan keharusan lagi, karena dengan adanya catering mereka dengan mudah dapat memesan makanan apapun yang mereka kehendaki (perasmanan). Memang hal seperti ini sangatlah praktis, namun hal seperti ini sangat disayangkan karena mampu mengakibatkan hilangnya tradisi yang sudah diwarisi dari nenek moyang yang semestinya harus terus dijaga bahkan diwariskan kepada generasi penerus kita agar para generasi penerus kita semakin memahami arti penting dari kebersamaan dan memiliki rasa untuk saling berbagi satu sama lain. Bahkan pada tahun 2006 di Karangasem pernah diadakan acara Megibung Masal yang diselenggarakan oleh pemerintah guna memecahkan Rekor Muri yang di selenggarakan di Taman Sukasada Ujung Karangasem.

Dari uraian diatas dapat disimpukan bahwa dari hal kecil yaitu makan mampu memberikan suatu pembelajaran bahkan memiliki makna yang sangat besar di dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai warga masyarakat Karangasem khususnya dan Bali pada umumnya marilah kita bersama-sama jaga tradisi yang kita miliki sehingga keberadaannya akan dapat kita lihat, jaga dan di tumbuh kembangkan sepanjang masa. Jangankan penduduk asli karangasem, para touris asing yang di tempat asalnya tidak sama sekali mengenal yang namanya megibung mau melakukan kegiatan ini dan menikmati secara antusias.

sumber : jurnal.isi-dps.ac.id


Description: Megibung, Tradisi Masyarakat Karangasem

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Megibung, Tradisi Masyarakat Karangasem

Selengkapnya


Desa vs Kota, Mana Yang Lebih Baik?

Sekarang ini, banyak orang yang pergi ke kota untuk bekerja. Mereka meninggalkan desa, berharap mendapat pekerjaaan dan kehidupan yang lebih baik. Kota dianggap sebagai tempat yang bisa menyediakan hidup yang lebih dinamis, berbagai macam hiburan yang lebih lengkap, serta keadaan yang lebih menyenangkan. Kota pun menjadi penuh sesak, persaingan untuk memperoleh pekerjaan semakin meningkat dan kompleks. Di lain pihak, desa menjadi kehilangan tenaga kerja, banyak lahan yang mulai ditinggalkan, cara bertani yang diwariskan secara turun temurun semakin kehilangan peminatnya.

Benarkah kehidupan kota merupakan hal yang kita cari-cari? Sebenarnya di manakah tempat yang bisa membuat kita bahagia?

Dari dulu orang memang mencari-cari sumber kebahagian. Ada yang berpandangan, pindah ke suatu tempat memungkinkan ia bisa meraih kebahagiaan yang Ia cari-cari. Sebenarnya, itu mungkin bukan jawaban yang tepat. Ada orang, ketika tinggal di desa, merasa menemukan kedamaian dan kebebasan yang tidak bisa ia dapatkan di tempat lain. Kehidupan yang tenang menjadi sesuatu yang tak ternilai. Ada orang juga yang merasa tinggal di kota benar-benar bisa membuatnya bersemangat, bisa memenuhi apa yang Ia cari-cari.

Mungkin menurut saya, yang benar-benar menentukan adalah suasana hatinya. Saat seseorang merasakan ketenangan dan kedamaian di dalam hati, Ia menemukan suasana kota yang hiruk pikuk menjadi setenang didesa. Segala kehidupan yang rumit dihadapi dengan hati yang lega. Sebaliknya, saat di desa Ia merasakan semua kesederhanaan tidak mengurangi kepuasan hatinya. Ketenangan dan kedamaian selalu terasa.
Jadi, tempat yang kita cari-cari mungkin tidak jauh dari kita. Jika hati tenang dan damai, di manapun kita berada, secangkir teh bisa membuat kita bahagia.


--
id.widnyana
widnyana@fastmail.fm


Description: Desa vs Kota, Mana Yang Lebih Baik?

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Desa vs Kota, Mana Yang Lebih Baik?

Selengkapnya


Sejarah Tirta Gangga


Di tengah sawah dan dikelilingi oleh perbukitan hijau yang indah, lokasi Tirtagangga begitu damai dan indah. Tirtagangga merupakan taman air kerajaan milik keluarga kerajaan Karangasem. Terletak di desa Ababi, sekitar 83 km dari Denpasar atau 6 km utara Amlapura, ibukota Kabupaten Karangasem.

Taman air ini dibangun pada tahun 1948 atas prakarsa Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Arsitektur taman air ini merupakan gabungan dari arsitektur gaya Bali dan Cina. Sebelum dibangun menjadi taman air, sumber air telah berada di sana sebelumnya, yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar akan air namun diyakini juga sebagai air suci untuk memurnikan setiap energi buruk di sekitar daerah tersebut.

Tirta berarti air yang diberkati dan diambil dari nama sungai Gangga di India. Air dari mata air Tirtaganga dianggap sebagai air suci oleh umat Hindu di Bali. Air ini digunakan untuk upacara keagamaan di Pura-Pura di daerah tersebut sampai saat ini. Mata air ini diperlukan untuk upacara yang diselenggarakan oleh Pura-Pura di sekitar Tirtagangga yang dapat dicapai dengan berjalan kaki.

Memasuki satu taman dapat dilihat bahwa terdapat sebuah kolam di sisi kanan yang dihiasi oleh bebatuan dekoratif yang diletakkan di sekitar kolam, sementara yang lainnya berfungsi sebagai jembatan. Patung dewa dan dewi berdiri anggun di tengah-tengah kolam air yang dingin. Ikan mas berenang di kolam air, sisik mereka bersinar seperti cahaya matahari yang terpantul ke dalam air. Bagian ini adalah tingkat Swah. Pada tingkat ini, di mana selain dua kolam hias, terdapat pula kolam renang di mana penduduk lokal atau pengunjung dapat menikmati berenang pada mata air yang dingin.

Luas taman air adalah 1,2 ha, terdiri dari tiga tingkatan tanah membentang dari timur ke barat. Di tingkat menengah, tingkat Bwah, terdapat sebelah buah air mancur Nawa Sanga berdiri elegan. Dan di tingkat Bhur, di sisi kiri jalan, lurus dari pintu masuk di sebelah barat terdapat kolam besar dengan sebuah pulau di tengah-tengahnya.

Sumber air ini menghasilkan air murni yang sangat besar. Salah satu dari ketiga aliran air ini digunakan untuk menyediakan air minum bagi kota Amlapura. Beberapa dialirkan ke kolam renang bagian atas melalui pipa bawah tanah, sementara yang lainnya masuk ke dalam kolam renang yang lebih rendah dan untuk mengairi sawah yang mengelilingi taman air ini.
Tempat ini sangat bagus untuk membebaskan diri dari cuaca panas karena cuaca di daerah ini cukup panas. Berjalan-jalan santai atau mencelupkan kaki anda ke dalam air dingin sangat menyenangkan, atau mengambil beberapa foto dari pemandangan-pemandangan yang indah.

Tirta berarti air yang diberkati dan diambil dari nama sungai Gangga di India. Air dari mata air Tirtaganga dianggap sebagai air suci oleh umat Hindu di Bali. Air ini digunakan untuk upacara keagamaan di Pura-Pura di daerah tersebut sampai saat ini. Mata air ini diperlukan untuk upacara yang diselenggarakan oleh Pura-Pura di sekitar Tirtagangga yang dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Memasuki satu taman dapat dilihat bahwa terdapat sebuah kolam di sisi kanan yang dihiasi oleh bebatuan dekoratif yang diletakkan di sekitar kolam, sementara yang lainnya berfungsi sebagai jembatan. Patung dewa dan dewi berdiri anggun di tengah-tengah kolam air yang dingin. Ikan mas berenang di kolam air, sisik mereka bersinar seperti cahaya matahari yang terpantul ke dalam air. Bagian ini adalah tingkat Swah. Pada tingkat ini, di mana selain dua kolam hias, terdapat pula kolam renang di mana penduduk lokal atau pengunjung dapat menikmati berenang pada mata air yang dingin.

Luas taman air adalah 1,2 ha, terdiri dari tiga tingkatan tanah membentang dari timur ke barat. Di tingkat menengah, tingkat Bwah, terdapat sebelah buah air mancur Nawa Sanga berdiri elegan. Dan di tingkat Bhur, di sisi kiri jalan, lurus dari pintu masuk di sebelah barat terdapat kolam besar dengan sebuah pulau di tengah-tengahnya.

Sumber air ini menghasilkan air murni yang sangat besar. Salah satu dari ketiga aliran air ini digunakan untuk menyediakan air minum bagi kota Amlapura. Beberapa dialirkan ke kolam renang bagian atas melalui pipa bawah tanah, sementara yang lainnya masuk ke dalam kolam renang yang lebih rendah dan untuk mengairi sawah yang mengelilingi taman air ini.

Tempat ini sangat bagus untuk membebaskan diri dari cuaca panas karena cuaca di daerah ini cukup panas. Berjalan-jalan santai atau mencelupkan kaki anda ke dalam air dingin sangat menyenangkan, atau mengambil beberapa foto dari pemandangan-pemandangan yang indah.
(Sumber, Pemkab Karangasem)




Description: Sejarah Tirta Gangga

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Sejarah Tirta Gangga

Selengkapnya


Rangda, Ratu Leak Dalam Mitologi Bali

Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan penganut sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.

Menurut etimologinya, kata Rangda yang dikenal di Bali berasal dari Bahasa Jawa Kuno yaitu dari kata Randa yang berarti Janda. Rangda adalah sebutan janda dari golongan Tri Wangsa yaitu  Waisya, Ksatria, Brahmana. Sedangkan dari golongan Sudra disebut Balu dan kata Balu dalam bahasa Bali alusnya adalah Rangda.

Perkembangan selanjutnya, istilah Rangda untuk janda semakin jarang kita dengar, karena dikhawatirkan menimbulkan kesan tidak enak mengingat wujud Rangda yang 'aeng' (seram) dan menakutkan serta identik dengan orang yang mempunyai ilmu kiri (pengiwa). Hal ini terutama kita dapatkan dalam pertunjukan-pertunjukan cerita rakyat. Dengan kata lain, ada kesan rasa takut, tersinggung dan malu bila dikatakan bisa neluh nerangjana (ngeleak). Sesungguhnya pengertian di atas lebih banyak diilhami cerita-cerita rakyat yang di dalamnya terdapat unsur Rangda. Cerita yang paling besar pengaruhnya adalah Calonarang.

Mitos Rangda

Diceritakan bahwa kemungkinan besar Rangda berasal dari ratu Mahendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad yang ke-11. Ia diasingkan oleh raja Dharmodayana karena dituduh melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri kedua raja tersebut. Menurut legenda, ia membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan tersebut, yang kemudian menjadi miliknya serta milik putra Dharmodayana, Erlangga. Kemudian ia digantikan oleh seseorang yang bijak.

Rangda sangatlah penting bagi mitologi Bali. Pertempurannya melawan Barong atau melawan Erlangga sering ditampilkan dalam sendratari. Sendratari ini sangatlah populer dan merupakan warisan penting dalam tradisi Bali. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan rambut panjang yang acak-acakan serta memiliki kuku-kuku panjang, lidah yang menjulur panjang, dan payudara yang panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki taring-taring yang panjang dan tajam.

Jenis-jenis Rangda

Mengidentifikasi jenis-jenis Rangda yang berkembang di Bali amat sulit. Hal ini mengingat wujud Rangda pada umumnya adalah sama. Memang dalam cerita Calonarang ada wujud Rangda yang lain seperti Rarung, Celuluk, namun itu adalah antek-antek dari Si Calonarang dan kedudukannya lebih banyak dalam cerita-cerita bukan disakralkan. Untuk membedakan wujud Rangda adalah dengan melihat bentuk mukanya (prerai), yaitu :

Nyinga : Apabila bentuk muka Rangda itu menyerupai singa dan sedikit menonjol ke depan (munju). Sifat dari Rangda ini adalah galak dan buas.

Nyeleme : Apabila bentuk muka Rangda itu menyerupai wajah manusia dan sedikit melebar (lumbeng). Bentuk Rangda seperti ini, menunjukkan sifat yang berwibawa dan angker.

Raksasa : Apabila bentuk muka Rangda ini menyerupai wujud raksasa seperti yang umum kita lihat Rangda pada umumnya. Biasanya Rangda ini menyeramkan. (litbang bbcom/wikipedia/berbagai sumber)


Description: Rangda, Ratu Leak Dalam Mitologi Bali

Rating: 4.5

Reviewer: Unknown

Item Reviewed: Rangda, Ratu Leak Dalam Mitologi Bali

Selengkapnya

Waliangers. Powered by Blogger.